Saat ini Teknologi Raid banyak sekali digunakan oleh PC Enthusiast dan workstation dalam meningkatkan Performance Rig nya. Hal ini wajar saja, karena komponen PC sudah semakin maju dan canggih, namun komponen terlambat pada sebuah PC adalah hard disk atau sering disebut paling bottleneck, walaupun Anda menggunakan 10.000 rpm HDD tetap saja tidak dapat mengimbangi kecepatan komunikasi chipset dengan memory utama. Walaupun begitu, storage sudah dibuat sedemikian rupa ke arah
Flash based yang sekarang disebut solid state disk (
SSD) yang memiliki kecepatan jauh melebihi mekanik dari kepingan HDD. Terlebih lagi jika SSD yang sudah Flash based ini buat dalam bentuk Raid 0 tentunya akan semakin cepat. untuk mengetahui lebih jelasnya Anda dapat melanjutkan Artikel ini dengan Video Review kami tentang Raid dan komparasi HDD vs SSD dua-dua nya pada raid 0.
Konsep Raid
Konsep-konsep dalam teknik RAID merupakan teknik dasar untuk membentuk pemrosesan RAID itu sendiri. Beberapa konsep yang akan dijabarkan di sini digunakan. Namun seluruh konsep ini tidak selalu digunakan pada tiap tingkatan RAID tertentu. Tapi, ada juga yang menggunakan lebih dari satu konsep, karena setiap tingkatan pada RAID menggunakan teknik pemrosesan yang berbeda-beda.
1. Striping
Dalam konsep striping, data akan dibagi menjadi dua bagian atau lebih, yang kemudian hasil pembagian data akan ditulis/dibaca pada masing-masing hardisk secara pararel. Dengan adanya pembagian data tersebut, maka akan meningkatkan aliran input dan output data sehingga performa data transfer meningkat pesat.
2. Mirroring
Pada konsep mirrorin,seluruh data pada sebuah hardisk dapat diduplikatkan ke beberapa hardisk lainnya secara real time.
3. Duplexing
Mirip dengan konsep mirroring, duplexing merupakan pengembangan dari konsep mirroring. Pada duplexing tidak hanya hardisk saja yang bias dibuat duplikatnya, namun juga dapat mereplikasi RAID controller yang mengontrol masing-masing hardisk.
4. Humming Code ECC
Humming Code ECC berguna untuk mengoreksi berbagai kesalahan pada data.
5. Parity
Parity adalah alternative lain dari konsep mirroring taupun duplexing. Walau kegunaannya sama-sama untuk penyelamatan data, namun konsep parity lebih maju daripada mirroring,
Manfaat Raid
Manfaat penggunaan RAID memang beragam, tergantung dari penggunaan tingkatan RAID yang akan digunakan baik untuk konfigurasi RAID tunggal maupun konfigurasi gabungan.
1. Keamanan Data Tingkat Tinggi
Dengan menggunakan teknik redundansi, sebagian besar tingkatan level RAID akan memberikan perlindungan pada data yang tersimpan di dalam penyimpan informasi beberapa perangkat lain/array.
2. Toleransi Kesalahan
Pada fault tolerance, implementasi teknik RAID yang mencakup redundansi data dapat memberikan keandalan subsistem penyimpanan secara keseluruhan, yang jauh lebih baik daripada yang dapat dicapai oleh sebuah hardisk.
3. Peningkatan Ketersediaan
Ketersediaan akses data yang dapat diberikan pada teknik RAID itu sendiri, karena mungkin terjadi beberapa kesalahan yang mengakibatkan akses data menjadi lambat sehingga loading data menjadi lama.
4. Peningkatan Kapasitas yang terintegrasi
Dengan dikonfigurasikannya teknik RAID pada beberapa hardisk yang akan kita gunakan.
5. Perbaikan Kinerja
Melalui teknik RAID, perbaikan kinerja hardisk dapat dicapai
Raid Levels
1. RAID O.
Arti : Keseluruhan harddisk yang dimiliki akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan data. dengan kata lain data yang kita simpan kedalam harddisk akan di stripping keseluruh harddisk anggota dari RAID 0 tersebut.
Contoh : 4 Harddisk SCSI berkapasistas 72GB per Disk di configure dengan RAID 0 maka total harddisk yang dapat dijadikan penyimpanan data adalah keseluruhannya ( 4 x 72 GB)
Kelebihan : Dengan RAID 0, kapasistas harddisk yang dimiliki untuk penyimpanan data adalah total dari keseluruhan harddisk yang dimiliki, tanpa ada pengurangan
Kekurangan : Jika salah satu harddisk fails dalam RAID 0, maka data akan hilang tanpa ada penggantinya.
2. RAID 1
Arti : Harddisk dalam RAID 1 dapat diartikan sebagai mirroring, karena setengah dari jumlah Harddisk yang diposisikan sebagai RAID 1 digunakan sebagai mirror. Dengan kata lain bahwa hanya setengah dari kapasitas Harddisk keseluruhan yang dapat digunakan sebagai penyimpanan data, setengah lagi hanya berfungsi sebagai mirror
Contoh : 4 Harddisk SCSI berkapasitas 72GB di configure dengan RAID 1, maka hanya 2 Harddisk (2 x 72 GB) yang dapat digunakan sebagai penyimpanan data, dan 2 harddisk lagi (2 x 72GB) lagi digunakan sebagai Mirror dari data tersebut.
Kelebihan : Jika salah satu Harddisk yang berfungsi sebagai penyimpanan data fails/bermasalah, maka harddisk mirror akan secara otomatis menggantikan fungsinya sampai harddisk yang fails tersebut di ganti dengan yang baru, tanpa penurunan performance dari keseluruhan harddisk.
Kekurangan : RAID 1 bisa dikatakan MAHAL, karena hanya setengah dari jumlah harddisk yang dimiliki yang dapat dijadikan tempat penyimpanan data.
3. RAID 1+0
Arti : Harddisk yang di configure dalam RAID 1+0 bisa dikatakan di striping dan di mirror, dengan kata lain data yang kita simpan dalam harddisk akan di stripping ke anggota dari RAID 1+0 tersebut dan juga setengah dari jumlah harddisk yang ada akan di mirror.
Contoh : 4 harddisk SCSI berkapasitas 72GB di configure dengan RAID 1+0 maka kapasitas yang dapat di gunakan untuk penyimpanan data adalah 2 x 72 GB dan data yang disimpan akan di stripping atau dibagikan diantara kedua harddisk tersebut. sisa 2 harddisk lagi berdungsi sebagai mirror.
Kelebihan : bisa dikatakan sama dengan RAID 1 hanya performance dari baca tulis harddisk meningkat dibanding RAID 1
Kekurangan : MAHAL juga seperti RAID 1
4. RAID level 2
Merupakan pengorganisasian dengan
error correction code (ECC). Seperti pada memory dimana pendeteksian mengalami error mengunakan paritas bit.
Sebagai contoh, misalnya misalnya setiap byte data, memiliki paritas bit yang bersesuaian yang mempresentasikan jumlah bit "1" didalm byte data tersebut dimana paritas bit = 0 jika bit genap atau paritas bit = 1 jika bit ganjil. Jadi, jika salah satu bit pada salah satu data berubah dan tidak sesuai dengan paritas bit yang tersimpan. Dengan demikian, apabila terjadi kegagalan pada salah satu disk, data dapat dibentuk kembali dengan membaca error correction bit pada disk lain. Kelebihannya antara lain kehandalan yang bagus karena dapat membentuk kembali data yang rusak dengan ECC tadi, dan jumlah bit redundancy yang diperlukan lebih sedikit jika dibandingkan dengan level 1 (mirroring).
Kelemahannya antara lain prlu adanya perhitungan paritas bit, sehingga menulis atau perubahan data memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan yang tanpa menggunakan paritas bit, level ini memerlukan disk khusus untuk penerapannya yang harganya cukup mahal.
5. RAID level 3.
Merupakan pengorganisasian dengan paritas bit yang interleaved. Pengorganisasian ini hamper sama dengan RAID level 2, perbedaanya adalah pada level 3 ini hanya memerlukan sebuah disk redudan, berapapun kumpulan disknya, hal ini dapt dilakukan karena disk controller dapat memeriksa apakah sebuah sector itu dibaca dengan benar atau tidak (mengalami kerusakan atau tidak). Jadi tidak menggunakan ECC, melainkan hanya membutuhakan sebuah bit paritas untuk sekumpulan bit yang mempuntai sekumpulan bit yang mempunyai posisi yang sama pada setiap dis yang berisi data. Selain itu juga menggunakan data striping dan mengakses disk-disk secara parallel.
Kelebihannya antara lain kehandalan (rehabilitas) bagus, akses data lebih cepat karena pembacaan tiap bit dilakukan pada beberapa disk (parlel), hanya butuh 1 disk redudan yang tentunya lebih menguntungkan dengan level 1 dan 2.
kelemahannya antara lain perlu adanya perhitungan dan penulisan parity bit akibatnya performannya lebih rendah dibandingkan yang menggunakan paritas.
6. RAID level 4.
Merupakan pengorganisasian dengan paritas blok interleaved, yaitu mengunakan striping data pada level blok, menyimpan sebuah parits blok pada sebuah disk yang terpisah untuk setiap blok data pada disk-disk lain yang bersesuaian. Jka sebuah disk gagal. Blok paritas tersebut dapat digunakan untuk membentuk kembali blok-blok data pada disk yang bisa lebih cepat karena bisa parlel dan kehandalannya juga bagus karena adanya paritas blok. Kelemahannya antara lain akses perblok seperti biasa penggunaan 1 disk., bahkan untuk penulisan ke 1 blok memerlukan 4 pengaksesan untuk membaca ke disk data yag bersangkutan dan paritas disk, dan 2 lagi untuk penulisan ke 2 disk itu pula (read-modify-read)
7. RAID 5
Arti : Dalam RAID 5 ada pembatasan minimal harddisk yang digunakan, yaitu 4 harddisk, kenapa ? karena dalam sistem RAID 5 ada pembagian data dan parity.
Contoh : 4 harddisk berkapasitas 72GB akan di configure dengan RAID 5, maka 3 x 72 GB akan berfungsi sebagai penyimpanan data dan 1 x 72 GB menjadi parity.
Kelebihan : Jika salah satu dari harddisk tersebut fails, fungsi harddisk masih berfungsi.
Kekurangan : performance akan menurun jika harddisk fails.
8. RAID 6
Arti : Dalam RAID 6 juga ada pembatasan minimal harddisk yaitu 5 harddisk. 3 diantaranya akan di jadikan data dan 2 lagi sebagai parity.
Contoh : 5 harddisk berkapasitas 72GB akan di configure sebagai RAID 6, maka 3 x 72 GB akan berfungsi sebagai penyimpanan data dan 2 x 72GB menjadi parity.
Kelebihan : dalam RAID 6 maksimal harddisk fails dalam waktu yang bersamaan adalah 2 harddisk. jadi jika 2 harddisk didalam RAID 6 fails, fungsi harddisk masih berjalan.
Kekurangan : performance akan menurun jika ada harddisk fails.
Sebenarnya masih ada beberapa level raid yang lain namun yang wajib diketahui hanya ada 8 raid.
Bagi yang ingin tau bagaimanakah tekhnologi Raid bekerja silahkan liat link video dibawah ini:
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=bW4Wz6C3B_8
Sekian untuk penjelasan tentang Raid dari yang saya ketahui mudah-mudahan bermanfaat buat teman-teman blogger dan untuk teman-teman yang mau menambahkan tentang Raid ditunggu koreksinya......